PENGENDALIAN BELALANG KEMBARA
Belalang Kembara merupakan hama penting di Indonesia termasuk di
Lampung, Hama ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam program
peningkatan produksi tanaman. Disebut kembara karena suka berpindah-pindah atau
berimigrasi dari satu tempat ke tempat lain. Kerusakan dan kerugian yang
ditimbulkan hama belalang kembara sangat bervariasi sesuai jumlah populasinya.
Dengan sifat cenderung untuk membentuk kelompok yang besar sehingga
dalam waktu singkat, dapat menyebar pada areal yang luas dan dapat memakan
tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan. Belalang kembara dewasa
biasanya hinggap makan pada sore hari sampai malam dan pada pagi hari sebelum
terbang. Belalang ini cenderung memilih makanan yang lebih disukainya, terutama
spesies tumbuhan dari Famili Graminae. Dalam keadaan eksplosi juga diserang
daun-daun kelapa dan tanaman dari golongan Palma lainnya. Musuh alami belalang
kembara adalah penyakit parasit dan predator. Penyakit yang menyerang belalang
kembara antara lain penyakit bakteri, penyakit cendawan antara lain yaitu,
parasit ini dari jenis Nematoda, dan predator dari bangsa burung dan semut.
Dalam keadaan populasi belalang tinggi nampaknya peranan musuh alami
ini relatif rendah. Cara-cara pengendalian yang dapat diterapkan antara lain :
1)
Kultur Teknis: yaitu
mengatur pola tanam dan menanam tanaman alternatif yang tidak disukai oleh
belalang seperti tanaman kacang tanah dan ubi kayu, melakukan pengolahan tanah
pada lahan yang diteluri sehingga telur tertimbun dan yang terlihat diambil.
2)
Gropyokan/Mekanik/Fisik:
yaitu secara aktif mencari kelompok belalang di lapangan, dengan menggunakan
kayu, ranting, sapu dan jaring perangkap.
3)
Kimiawi: Pengendalian
efektif dilakukan pada stadium nimfa kecil karena belum merusak. Sedangkan
pengendalain imago dilakukan pada malam hari, mulai dari belalang hinggap senja
hari sampai sebelum terbang waktu pagi hari. Pengendalian sebaiknya secara
langsung terhadap individu/kelompok yang ditemui di lahan.
4)
Biologis: Dengan menggunakan
cendawan, dengan cara penyebaran pada tempat-tempat bertelur belalang kembara
atau dengan penyemprotan dengan terlebih dahulu membuat suspensi (larutan
cendawan).
5)
Pengendalian dengan
Pestisida Nabati : yaitu penyemprotan menggunakan ekstrak tuba (Deris. Sp):
ekstrak nimba (Azadiracht indica) pada tanaman untuk meninggalkan “Efek Residu”
pestisida pada Tanaman. Pestisida nabati (Ekstrak Tuba dan Nimba) merupakan
salah satu komponen yang memiliki prospek yang baik untuk digunakan dalam
pengendalian belalang kembara dan juga OPT lainnya, khususnya tumbuhan tuba
yang tersedia di lingkungan petani. Ekstrak bisa dibuat secara sederhana dan
langsung di aplikasikan oleh petani sehingga bisa dianggap murah.
Mengingat adanya berbagai kekurangan dari pestisida yang
ada sampai sekarang ini. Para ahli menganggap perlu diciptakan pestisida baru
yang ideal, efektif mengendalian serangga, aman terhadap lingkungan dan harga
terjangkau oleh pengguna. Banyak informasi hasil penelitian tentang jenis
tumbuhan yang mengandung senyawa aktif dan berpotensi sebagai insektisida
diantaranya adalah tuba (Deris. Sp) yang mengandung bahan aktif Rotenon dan
Nimba (Azadiracht indica) mengandung bahan aktif Azadirachtin. Dapat
mempengaruhi perilaku belalang dan barbagai serangga lainnya, berfungsi sebagai
penghambat nafsu makan/antifedant, repallent, attractan, menghambat
perkembangan serangga, menurunkan keperidian hingga berpengaruh langsung
sebagai racun. Penggunaan pestisida nabati tidak persistem/mudah terurai di
alam sehingga penggunaannya aman bagi lingkungan.
Proses Pembuatan Ekstrak:
a)
1 kg akar tuba atau daun
nimba dicuci dengan air sampai bersih.
b)
Potong akar tuba dengan
ukuran kecil kemudian ditumbuk sedangkan daun nimba langsung dihaluskan atau
dapat juga diblender sampai menjadi potongan kecil.
c)
Satu kilogram akar tuba
atau daun nimba yang telah dihaluskan dimasukan kedalam jirigen isi 20 liter, kemudian
ditambah air bersih.
d)
Rendam minimal 3 hari
setelah itu disaring dan ditambahkan bahan perekat (cytowett/detergen) dan siap
digunakan Ekstrak akar tuba dan nimba dapat dibuat dalam jumlah yang cukup
banyak dan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga sewaktu-waktu ada
serangan belalang pestisida nabati tinggal disaring dan disemprotkan pada
tanaman.
e) BAHAN BAKU (AKAR TUBA/DAUN NIMBA) > PENCUCIAN >
PENGIRISAN/PENGHALUSAN > PERENDAMAN > PENYARINGAN DAN PEMBERIAN LARUTAN
PEREKAT > APLIKASI. Pada akhirnya, pemantauan populasi secara berkala dan
keadaan penyebaran belalang di tingkat usahatani harus mendapat perhatian yang
seksama baik oleh petugas (Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman, Penyuluh
Pertanian dan lain-lain). Adanya informasi mengenai perkembangannya menjadi
masukkan untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan, disamping itu, upaya
menjaga kelestarian predator belalang yang ada di alam seperti burung dan
lainnya harus ditingkatkan.
Sumber: Tati Purnawati (BP4K Lamtim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar